Diam terpana dibuai mimpi, impi yang mungkin jadi pasti. Manusia mana yang tidak terimpikan fantasi, bunga mekar disapa lebahnya. Disitu juga lah terhasil madunya, indah. Dalam diam berjalan sendiri siapa sahaja tidak mahu membina istana syurga firdausi? Diteman yang terakhir dalam hidupnya. Ingin menjadi yang terakhir rasa sempurna, yang sentiasa ada bila duka, senang yang sentiasa bawa tawa. Menjadi suatu yang terakhir sebelum lena dalam dakapan manja, yang tak perlu dicari mana silapnya, yang sentiasa yakin itulah rezekinya. Diam diam berduka, ada baiknya senyum melihat seraut wajah begis idamannya. Tiada yang sempurna baginya apa yang selalu mendekat akan merasa manis, semanis lebah menghirup debu bunga, itulah hasil madunya. Ingin ia menjadi yang terakhir kerana bila puas tetap saja menjadi pilihan. Menjadi yang membuat berhenti mencari, saat itu keyakinan yang selama ini sudah perlu, yang ditakdirkanNya. Sebolehnya berhenti mencari, seperti sebuah rumah yang didalamnya terdapat banyak kedamaian dan kehangatan. Seperti pelukan saat hati tidak keruan. Seperti seseorang yang akan selalu menjadi tempatmu pulang. Yang terakhir buat ia tenang, setidaknya terasa diperjuang. Suatu saat nanti, segala isi hati akan didendang, segala titip titip doa akan diperkenankan yang terakhir pasti akan jadi titik temu permulaan rasa yang tiada hujungnya, yang tidak akan ada rasa untuk melawan atau tewas dalam hasutan. Yakinlah, suatu saat nanti pasti.
Percayalah, suatu saat nanti akan ada seseorang yang bertahan dengan kekuranganmu, akan ada seseorang yang tidak peduli bagaimana fisikmu, dan akan ada seseorang yang mencintaimu sepanjang hidupnya, permudahkanlah.
Aamiin yarabbal’alamin 🌸